Senin, 02 April 2012

NILAI, FUNGSI, DAN MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN


 
I.       PENDAHULUAN
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan memengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respons yang diharapkan siswa setelah pegajaran berlangsung dan karakteristik siswa. Jika salah sedikit saja dalam menentukan metode dan media pembelajaran yang akan digunakan, maka proses pembelajaran tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal. Untuk itu untuk menghindari hal tersebut, seorang guru sebagai pendidik harus paham betul mengenai masing-masing fungsi media pembelajaran, sehingga pemilihan media pembelajaran nantinya dapat sesuai dengan metode yang digunakan.
Salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut memengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Pemakaian media pengajaran dalm proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran.[1]
 
 
 
       
II.    RUMUSAN MASALAH
A.    Apa Saja Nilai yang Terkandung dari Media Pembelajaran?
B.     Apa Saja Fungsi Media dalam Pembelajaran?
C.     Bagaimana Manfaat Praktis Media dalam Pembelajaran?
 
III. PEMBAHASAN
A.    Nilai yang Terkandung dalam Media Pembelajaran
Media pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar. Pada tahun 50-an, media disebut sebagai alat bantu audio-visual, karea pada masa itu peranan media memang semata-mata untuk membantu guru dalam mengajar. Tetapi kemudian, namanya lebih populer sebagai media pengajaran atau media belajar. Berbagai bentuk media dapat digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar ke arah yang lebih konkret. Pengajaran dengan menggunakan media tidak hanya sekadar menggunakan kata-kata (simbol verbal), sehingga dapat kita harapkan diperolehnya hasil pengalaman belajar yang lebih berarti bagi siswa.
Pemahaman akan nilai yang dimiliki masing-masing jenis media ini penting, karena dalam proses pendidikan, guru harus memilih media yang tepat agar tujuan-tujuan yang diinginkan dapat terwuju dalam diri siswa.[2]
Nana Sudjana (1991) mengemukakan nilai-nilai praktis media pelajaran adalah:
a.       Dengan media dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berpikir. Karena itu dapat mengurangi verbalisme.
b.      Dengan media dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar.
c.       Dengan media dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar bertambah mantap.
d.      Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa.
e.       Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan.
f.       Membantu tumbuhnya pemikiran dan memantau berkembangnya kemampuan berbahasa.
g.      Memberikan pengalaman yang tak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih sempurna.
h.      Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
i.        Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.
j.        Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.[3]
       
B.     Fungsi Media dalam Pembelajaran
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan suatu proses yang kompleks karena setiap siswa memiliki ciri yang unik dalam belajar. Hal ini terutama dikaitkan dengan efisiensi penerimaan dan latar belakang kemampuannya. Pemilihan media pembelajaran Pendidikan Agama Islam diarahkan kepada suatu upaya untuk mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang abstrak dan mempertinggi daya serap sekaligus menekankan kepada pengalaman lapangan kepada siswa mengenai Pendidikan Agama Islam.
Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu visual dalam kegiatan pembelajaran, yaitu sebagai sarana untuk mendorong motivasi belajar siswa, memperjelas, dan mempermudah konsep yang abstrak dan mempertinggi daya serap. Kemudian dengan adanya pengaruh teknologi, lahirlah berbagai alat peraga audiovisual yang menekankan pada penggunaan pengalaman yang konkret untuk menghindari verbalisme.[4]
Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Fungsi media pembelajaran juga terdapat dalam kitab Attarbiyatu watta’lim mengungkapkan sebagai berikut:
انها أعظم تاثيرا فى الخواس ولضمن للفهم ......فما راء كمن سمع
Maksudnya, bahwasanya media pengajaran paling besar pengaruhnya bagi indera dan lebih tepat menjamin pemahaman. Orang yang mendengarkan saja tidaklah sama tingkat pemahamannya dibandingkan dengan mereka yang melihat dan mendengarnya.[5]
Dari segi sejarah perkembangannya, maka dapat disebutkan dua fungsi media pendidikan (yang sekarang disebut media pembelajaran) sebagai berikut:
1.      Fungsi AVA (Audiovisual Aids atau Teaching Aids) berfungsi untuk memberikan pengalaman yang konkret kepada siswa. Sama waktu anak-anak Eropa pada abad ke 17 mempelajari bahasa Latin yang abstrak sifatnya, maka pada saat sekarangpun, anak-anak juga mengalami hal yang sama bila guru hanya bermain dengan kata-kata saja (lambang verbal) dalam menyampaikan materi pelajaran.
Pada dasarnya bahasa bersifat abstrak, maka guru perlu menggunakan alat bantu berupa gambar, mode, benda sebenarnya dalam menyajikan suatu pelajaran tertentu, sehingga siswa dapat memahami apa yang disampaikan oleh guru. Inilah fungsi pertama media, yaitu sebagai alat bantu agar dapat memperjelas apa yang disampaikan oleh guru, karena kalau tidak menggunakan media, maka penjelasan guru bersifat sangat abstrak.
2.      Fungsi Komunikasi
Fungsi media dalam hal ini berada di tengah di antara dua hal, yaitu yang menulis/ membuat media (komunikator atau sumber) dan orang yang menerima (membaca, melihat, mendengar). Orang yang membaca, melihat, dan mendengar media dalam komunikasi disebut receiver atau audience. Sedangkan media yang dibuat (ditulis dalam bentuk modul, film, slide, OHP, dan sebagainya yang memuat pesan yang akan disampaikan kepada penerima. Dalam komunikasi tatap muka, pembicara langsung berhadapan dalam menyampaikan pesannya kepada penerima tanpa adanya perantara yang digunakan.[6]
Inilah fungsi kedua dari media pembelajaran dari segi sejarah perkembangannya, yaitu sebagai sarana komunikasi dan interaksi antara siswa dengan media tersebut, dan demikian merupakan sumber belajar yang penting.
Selain untuk menyajikan pesan, sebenarnya ada beberapa fungsi lain yang dapat dilakukan oleh media. Namun jarang sekali ditemukan seluruh fungsi tersebut dipenuhi oleh media komunikasi dalam suatu sistem pembelajaran. Fungsi-fungsi tersebut antara lain:
a.       Memberikan pengetahuan tentang tujuan belajar
b.      Memotivasi siswa
c.       Menyajikan informasi
d.      Merangsang diskusi
Kegunaan media untuk merangsang diskusi sering kali disebut sebagai papan loncat (springboard), diambil dari bentuk penyajian yang relatif singkat kepada sekelompok siswa dan dilanjutkan dengan diskusi. Penyajian dibiarkan terbuka (open-ended), tidak ada penarikan kesimpulan atau sarana pemecahan masalah. Kesimpulan atau jawaban yang diharapkan muncul dari siswa sendiri dalam interaksinya dengan pemimpin atau dengan sesamanya.
e.       Mengarahkan kegiatan siswa
Penekanan dari metode ini adalah pada kegiatan melakukan (doing). Media dapat digunakan secara singkat atau sebentar-sebentar untuk mengajak siswa mulai dan berhenti. Dengan kata lain program media digunakan untuk mengarahkan siswa melakukan kegiatan langkah demi langkah (step by step).
f.       Melaksanakan latihan dan ulangan
g.      Menguatkan belajar
h.      Memberikan pengalaman simulasi
Simulator dalah alat untuk menciptakan lingkungan buatan yang secara realistis dapat merangsang siswa dan bereaksi. Media komunikasi sering kali memegang peranan penting dalam simulasi, sejak siswa harus mengomunikasikan informasi kepada mesin dan sebaliknya mesin menginformasikan pengguna tentang pencapainya.
Jenis lain dari simulasi adalah permainan, mensimulasikan sistem yang kompetitif dengan dua atau lebih siswa atau kelompok belajar berinteraksi satu sama lain. Bermain peran merupakan bagian dari teknik simulasi yang dapat digunakan untuk mengajarkan ketrampilan tentang hubungan antar manusia.[7]
Levie dan Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pengajaran, khususnya media visual, antara lain:      
a)      Fungsi Atensi
Fungsi inti media visual, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
a)                     Fungsi Afektif
Yaitu fungsi media visual yang dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.
b)                    Fungsi Kognitif
Yaitu fungsi media visual yang terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar
c)                     Fungsi Kompensatoris
Yaitu fungsi media pengajaran yang terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks dan membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.[8]
Selain 4 fungsi di atas, media pembelajaran juga memliki fungsi sebagai alat bantu dan sebagai media sumber belajar.
a.       Media sebagai Alat Bantu
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar anak didik dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik dari pada tanpa bantuan media. 
 
b.      Media sebagai Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat di mana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang. Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru memperkaya wawasan anak didik. Aneka macam bentuk dan jenis media pendidikan yang digunakan oleh guru menjadi sumber ilmun pengetahuan bagi anak didik. Dalam mnerangkan suatu benda, guru dapat membawa bendanya secara langsung ke hadapan anak didik di kelas. Dengan menghadirkan bendanya seiring dengan penjelasan mengenai benda itu, maka benda itu dijadikan sebagai sumber belajar.[9]
Ketika fungsi-fungsi media pelajaran itu diaplikasikan ke dalam proses belajar mengajar, maka terlihatlah peranannya sebagai berikut:
1)      Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang guru sampaikan.
2)      Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya. Paling tidak guru dapat memperoleh media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar siswa.
3)      Media sebagai sumber belajar bagi siswa. Media sebagai bahan konkret berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa, baik individual maupun kelompok.[10]
 
C.    Manfaat Praktis Media dalam Pembelajaran
Para ahli telah sepakat bahwa media pendidikan dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat memepertinggi hasil belajar yang dicapainya.[11]
Media pembelajaran diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:
1.      Bahan yang disajikan menjadi lebih jelas maknanya bagi siswa, dan tidak bersifat verbalistik.
2.      Metode pembelajaran lebih bervariasi.
3.      Siswa menjadi lebih aktif melakukan beragam aktivitas.
4.      Pembelajaran lebih menarik.
5.      Mengaatasi keterbatasan ruang.[12]
Dari uraian dan pendapat beberapa ahli di atas, dapatlah disimpulkan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pengajaran di dalam proses belajar mengajar, sebagai berikut:
1)      Media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2)      Media pengajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3)      Media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indera ruang dan waktu:
a)   Obyek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio, atau model.
b)   Obyek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar.
c)   Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide, di samping secara verbal.
d)  Obyek atau proses yang sangat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara konkret melalui file, gambar, slide, atau simulasi komputer.
e)   Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video.
f)    Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-teknik rekaman seperti film, video, slide, atau simulasi komputer.[13]
4)      Media pengajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya. Misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan, dan lain-lain.      
            
IV. ANALISIS
Media pembelajaran itu sendiri tidak lepas dari metode pengajaran. Maksudnya kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan. Karena dalam memilih media pembelajaran yang akan digunakan itu sesuai dengan metode pengajaran yang diambil atau yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Jika kedua unsur tersebut, yakni metode pengajaran dan media pembelajaran tidak sinkron maka proses pembelajaran tidak akan berhasil sesuai yang diinginkan. Untuk itu wajib rasanya jika guru sebagai pendidik harus dapat mengetahui dan mengidentifikasi berbagai macam fungsi dan manfaat dari media pembelajaran.
Adapun fungsi dari media pembelajaran sangatlah banyak, dilihat dari berbagai sudut pandang. Dimulai dari segi sejarah perkembangannya. Fungsi media pembelajaran dari sudut pandang ini sejalan dengan perkembangan ilmu pendidikan dari masa ke masa. Salah satunya yaitu fungsi AVA (Audio Visual Aids), yang pada zaman abad ke 17 para siswa mempelajari bahasa Latin yang abstrak sifatnya, maka pada saat sekarangpun, anak-anak juga mengalami hal yang sama bila guru hanya bermain dengan kata-kata saja (lambang verbal) dalam menyampaikan materi pelajaran. Sehingga pada perkembangannya dibutuhkanlah media yang dapat membantu mempermudah siswa agar dapat  memperjelas apa yang disampaikan oleh guru, karena kalau tidak menggunakan media, maka penjelasan guru bersifat sangat abstrak. Kemudian fungsi yang kedua adalah fungsi komunikasi. Fungsi ini sebagai sarana komunikasi dan interaksi antara siswa dengan media, dan demikian merupakan sumber belajar yang penting. Untuk beberapa fungsi yang lainnya seperti fungsi visual, yaitu fungsi media pembelajaran dengan menggunakan tekhnologi visual, antara lain fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Fungsi-fungsi tersebut pada intinya untuk menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran, menggugah emosi dan sikap siswa, seperti masalah sosial. Kemudian memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar, dan memberikan konteks untuk memahami teks dan membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
Selain memiliki fungsi, media pembelajaran juga dapat dirasakan berbagai manfaatnya. Memang sedikit aneh jika kami membahas media pembelajaran dari segi fungsi dan manfaatnya. Karena banyak yang berpandangan bahwa fungsi dan manfaat memiliki persamaan. namun sebenarnya kedua hal tersebut berbeda walaupun sangat tipis perbedaannya. Fungsi merupakan kegunaan dari suatu objek yang dibahas, atau lebih mudahnya fungsi lebih tertuju pada objek bendanya. Sedangkan manfaat merupakan kebaikan yang didapat setelah menggunakan sesuatu, dalam hal ini adalah media pembelajaran.
Adapun dari sekian banyak manfaat, pada dasarnya media pembelajaran memiliki manfaat dapat mempermudah guru dalam mengajar, seperti dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar, serta dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, serta masih banyak lagi manfaat dari media pembelajaran yang dapat ditemukan untuk kelangsungan proses belajar mengajar.
 
V.    KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi media pembelajaran sangat banyak, dilihat dari berbagai sudut, baik dari segi sejarahnya, pengaplikasiannya dalam proses pengajaran, namun dari sekian banyak fungsi media pembelajaran, pada intinya media pembelajaran berfungsi sebagai alat bantu visual dalam kegiatan pembelajaran, yaitu sebagai sarana untuk mendorong motivasi belajar siswa, memperjelas, dan mempermudah konsep yang abstrak dan mempertinggi daya serap.
Selain memiliki fungsi, media pembelajaran juga memiliki berbagai manfaat, antara lain dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar, dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar, dan masih banyak lagi maanfaat dari media pengajaran.
 
VI.             PENUTUP
Demkianlah makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan manfaat untuk pembaca dan pemakalah khususnya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan makalah ini. Sehingga kami mohon kritik dan saran dari para pembaca yang dapat memberikan pelajaran yang berharga bagi pemakalah.

 
 
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003)
Djamarah, Syaiful Bahri, Zain, Aswan, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
Ibrahim, R, Syaodih S., Nana, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003)
Mukhtar, Desain Pembelajaan Penndidikan Agama Islam, (Jakarta: CV. Misaka Galiza, 2003)
Prawiradiraga, Dewi Salma dan Siregar, Eveline, Mozaik dan Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008) 

              Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan          Implementasinya pada kurikulum tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010),

1 komentar: