I. PENDAHULUAN
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang
amat penting adalah metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini
saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan
memengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai
aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan
pengajaran, jenis tugas dan respons yang diharapkan siswa setelah pegajaran
berlangsung dan karakteristik siswa. Jika salah sedikit saja dalam menentukan
metode dan media pembelajaran yang akan digunakan, maka proses pembelajaran
tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal. Untuk itu untuk menghindari hal
tersebut, seorang guru sebagai pendidik harus paham betul mengenai
masing-masing fungsi media pembelajaran, sehingga pemilihan media pembelajaran
nantinya dapat sesuai dengan metode yang digunakan.
Salah satu fungsi utama media pengajaran adalah
sebagai alat bantu mengajar yang turut memengaruhi iklim, kondisi, dan
lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Pemakaian media
pengajaran dalm proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat
yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media
pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan
proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran.[1]
II. RUMUSAN MASALAH
A. Apa
Saja Nilai yang Terkandung dari Media Pembelajaran?
B.
Apa Saja Fungsi
Media dalam Pembelajaran?
C.
Bagaimana Manfaat Praktis Media dalam Pembelajaran?
III. PEMBAHASAN
A. Nilai yang Terkandung dalam Media Pembelajaran
Media pengajaran
diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan
siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar. Pada tahun 50-an,
media disebut sebagai alat bantu audio-visual, karea pada masa itu peranan
media memang semata-mata untuk membantu guru dalam mengajar. Tetapi kemudian,
namanya lebih populer sebagai media pengajaran atau media belajar. Berbagai
bentuk media dapat digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar ke arah yang
lebih konkret. Pengajaran dengan menggunakan media tidak hanya sekadar
menggunakan kata-kata (simbol verbal), sehingga dapat kita harapkan
diperolehnya hasil pengalaman belajar yang lebih berarti bagi siswa.
Pemahaman akan
nilai yang dimiliki masing-masing jenis media ini penting, karena dalam proses
pendidikan, guru harus memilih media yang tepat agar tujuan-tujuan yang
diinginkan dapat terwuju dalam diri siswa.[2]
Nana
Sudjana (1991) mengemukakan nilai-nilai praktis media pelajaran adalah:
a. Dengan
media dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berpikir. Karena itu dapat
mengurangi verbalisme.
b. Dengan
media dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar.
c. Dengan
media dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar
bertambah mantap.
d. Memberikan
pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada
setiap siswa.
e. Menumbuhkan
pemikiran yang teratur dan berkesinambungan.
f. Membantu
tumbuhnya pemikiran dan memantau berkembangnya kemampuan berbahasa.
g. Memberikan
pengalaman yang tak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu
berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih sempurna.
h. Bahan
pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami oleh para
siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
i.
Metode mengajar
akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan
kata-kata oleh guru, sehingga tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga,
apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.
j.
Siswa lebih
banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru,
tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan
lain-lain.[3]
B. Fungsi Media dalam Pembelajaran
Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam merupakan suatu proses yang kompleks karena setiap siswa
memiliki ciri yang unik dalam belajar. Hal ini terutama dikaitkan dengan
efisiensi penerimaan dan latar belakang kemampuannya. Pemilihan media
pembelajaran Pendidikan Agama Islam diarahkan kepada suatu upaya untuk mendorong
motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang abstrak dan
mempertinggi daya serap sekaligus menekankan kepada pengalaman lapangan kepada
siswa mengenai Pendidikan Agama Islam.
Pada
mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu visual dalam
kegiatan pembelajaran, yaitu sebagai sarana untuk mendorong motivasi belajar
siswa, memperjelas, dan mempermudah konsep yang abstrak dan mempertinggi daya
serap. Kemudian dengan adanya pengaruh teknologi, lahirlah berbagai alat peraga
audiovisual yang menekankan pada penggunaan pengalaman yang konkret untuk
menghindari verbalisme.[4]
Penggunaan
media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu
keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada
saat itu. Fungsi media pembelajaran juga terdapat dalam kitab Attarbiyatu
watta’lim mengungkapkan sebagai berikut:
انها أعظم تاثيرا فى
الخواس ولضمن للفهم ......فما راء كمن سمع
Maksudnya,
bahwasanya media pengajaran paling besar pengaruhnya bagi indera dan lebih
tepat menjamin pemahaman. Orang yang mendengarkan saja tidaklah sama tingkat
pemahamannya dibandingkan dengan mereka yang melihat dan mendengarnya.[5]
Dari segi sejarah perkembangannya, maka
dapat disebutkan dua fungsi media pendidikan (yang sekarang disebut media
pembelajaran) sebagai berikut:
1. Fungsi
AVA (Audiovisual Aids atau Teaching Aids) berfungsi untuk memberikan
pengalaman yang konkret kepada siswa. Sama waktu anak-anak Eropa pada abad ke
17 mempelajari bahasa Latin yang abstrak sifatnya, maka pada saat sekarangpun,
anak-anak juga mengalami hal yang sama bila guru hanya bermain dengan kata-kata
saja (lambang verbal) dalam menyampaikan materi pelajaran.
Pada dasarnya bahasa bersifat abstrak,
maka guru perlu menggunakan alat bantu berupa gambar, mode, benda sebenarnya
dalam menyajikan suatu pelajaran tertentu, sehingga siswa dapat memahami apa
yang disampaikan oleh guru. Inilah fungsi pertama media, yaitu sebagai alat bantu
agar dapat memperjelas apa yang disampaikan oleh guru, karena kalau tidak
menggunakan media, maka penjelasan guru bersifat sangat abstrak.
2. Fungsi
Komunikasi
Fungsi media dalam hal ini berada di
tengah di antara dua hal, yaitu yang menulis/ membuat media (komunikator atau
sumber) dan orang yang menerima (membaca, melihat, mendengar). Orang yang
membaca, melihat, dan mendengar media dalam komunikasi disebut receiver
atau audience. Sedangkan media yang dibuat (ditulis dalam bentuk modul, film,
slide, OHP, dan sebagainya yang memuat pesan yang akan disampaikan kepada
penerima. Dalam komunikasi tatap muka, pembicara langsung berhadapan dalam
menyampaikan pesannya kepada penerima tanpa adanya perantara yang digunakan.[6]
Inilah fungsi kedua dari media
pembelajaran dari segi sejarah perkembangannya, yaitu sebagai sarana komunikasi
dan interaksi antara siswa dengan media tersebut, dan demikian merupakan sumber
belajar yang penting.
Selain untuk menyajikan pesan,
sebenarnya ada beberapa fungsi lain yang dapat dilakukan oleh media. Namun
jarang sekali ditemukan seluruh fungsi tersebut dipenuhi oleh media komunikasi
dalam suatu sistem pembelajaran. Fungsi-fungsi tersebut antara lain:
a. Memberikan
pengetahuan tentang tujuan belajar
b. Memotivasi
siswa
c. Menyajikan
informasi
d. Merangsang
diskusi
Kegunaan media untuk merangsang diskusi
sering kali disebut sebagai papan loncat (springboard), diambil dari
bentuk penyajian yang relatif singkat kepada sekelompok siswa dan dilanjutkan
dengan diskusi. Penyajian dibiarkan terbuka (open-ended), tidak ada
penarikan kesimpulan atau sarana pemecahan masalah. Kesimpulan atau jawaban
yang diharapkan muncul dari siswa sendiri dalam interaksinya dengan pemimpin
atau dengan sesamanya.
e. Mengarahkan
kegiatan siswa
Penekanan dari metode ini adalah pada
kegiatan melakukan (doing). Media dapat digunakan secara singkat atau
sebentar-sebentar untuk mengajak siswa mulai dan berhenti. Dengan kata lain
program media digunakan untuk mengarahkan siswa melakukan kegiatan langkah demi
langkah (step by step).
f. Melaksanakan
latihan dan ulangan
g. Menguatkan
belajar
h. Memberikan
pengalaman simulasi
Simulator dalah alat untuk menciptakan
lingkungan buatan yang secara realistis dapat merangsang siswa dan bereaksi. Media
komunikasi sering kali memegang peranan penting dalam simulasi, sejak siswa
harus mengomunikasikan informasi kepada mesin dan sebaliknya mesin
menginformasikan pengguna tentang pencapainya.
Jenis lain dari simulasi adalah
permainan, mensimulasikan sistem yang kompetitif dengan dua atau lebih siswa
atau kelompok belajar berinteraksi satu sama lain. Bermain peran merupakan
bagian dari teknik simulasi yang dapat digunakan untuk mengajarkan ketrampilan
tentang hubungan antar manusia.[7]
Levie dan Lentz (1982) mengemukakan
empat fungsi media pengajaran, khususnya media visual, antara lain:
a) Fungsi
Atensi
Fungsi
inti media visual, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang
ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
a)
Fungsi Afektif
Yaitu
fungsi media visual yang dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika
belajar atau membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat
menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah
sosial atau ras.
b)
Fungsi Kognitif
Yaitu
fungsi media visual yang terlihat dari temuan-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan
untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar
c)
Fungsi Kompensatoris
Yaitu
fungsi media pengajaran yang terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual
yang memberikan konteks untuk memahami teks dan membantu siswa yang lemah dalam
membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.[8]
Selain
4 fungsi di atas, media pembelajaran juga memliki fungsi sebagai alat bantu dan
sebagai media sumber belajar.
a.
Media sebagai
Alat Bantu
Sebagai
alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan
pengajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses belajar mengajar
dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam tenggang
waktu yang cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar anak didik dengan bantuan
media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik dari pada
tanpa bantuan media.
b.
Media sebagai
Sumber Belajar
Sumber
belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat di mana
bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang. Media pendidikan
sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru memperkaya wawasan anak
didik. Aneka macam bentuk dan jenis media pendidikan yang digunakan oleh guru
menjadi sumber ilmun pengetahuan bagi anak didik. Dalam mnerangkan suatu benda,
guru dapat membawa bendanya secara langsung ke hadapan anak didik di kelas.
Dengan menghadirkan bendanya seiring dengan penjelasan mengenai benda itu, maka
benda itu dijadikan sebagai sumber belajar.[9]
Ketika
fungsi-fungsi media pelajaran itu diaplikasikan ke dalam proses belajar
mengajar, maka terlihatlah peranannya sebagai berikut:
1) Media
yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang
guru sampaikan.
2) Media
dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh
para siswa dalam proses belajarnya. Paling tidak guru dapat memperoleh media
sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar siswa.
3) Media
sebagai sumber belajar bagi siswa. Media sebagai bahan konkret berisikan
bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa, baik individual maupun kelompok.[10]
C. Manfaat Praktis Media dalam Pembelajaran
Para
ahli telah sepakat bahwa media pendidikan dapat mempertinggi proses belajar
siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat memepertinggi
hasil belajar yang dicapainya.[11]
Media
pembelajaran diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:
1. Bahan
yang disajikan menjadi lebih jelas maknanya bagi siswa, dan tidak bersifat
verbalistik.
2. Metode
pembelajaran lebih bervariasi.
3. Siswa
menjadi lebih aktif melakukan beragam aktivitas.
4. Pembelajaran
lebih menarik.
5. Mengaatasi
keterbatasan ruang.[12]
Dari
uraian dan pendapat beberapa ahli di atas, dapatlah disimpulkan beberapa
manfaat praktis dari penggunaan media pengajaran di dalam proses belajar
mengajar, sebagai berikut:
1) Media
pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2) Media
pengajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan
lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai
dengan kemampuan dan minatnya.
3) Media
pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indera ruang dan waktu:
a) Obyek
atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat
diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio, atau model.
b) Obyek
atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan
dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar.
c) Kejadian
langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat
ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide, di samping secara verbal.
d) Obyek
atau proses yang sangat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara
konkret melalui file, gambar, slide, atau simulasi komputer.
e) Kejadian
atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti
komputer, film, dan video.
f) Peristiwa
alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang dalam kenyataan
memakan waktu lama seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan
dengan teknik-teknik rekaman seperti film, video, slide, atau simulasi
komputer.[13]
4) Media
pengajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang
peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya
interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya. Misalnya melalui
karyawisata, kunjungan-kunjungan, dan lain-lain.
IV. ANALISIS
Media
pembelajaran itu sendiri tidak lepas dari metode pengajaran. Maksudnya kedua
hal tersebut tidak dapat dipisahkan. Karena dalam memilih media pembelajaran
yang akan digunakan itu sesuai dengan metode pengajaran yang diambil atau yang
digunakan dalam proses belajar mengajar. Jika kedua unsur tersebut, yakni
metode pengajaran dan media pembelajaran tidak sinkron maka proses pembelajaran
tidak akan berhasil sesuai yang diinginkan. Untuk itu wajib rasanya jika guru
sebagai pendidik harus dapat mengetahui dan mengidentifikasi berbagai macam
fungsi dan manfaat dari media pembelajaran.
Adapun fungsi
dari media pembelajaran sangatlah banyak, dilihat dari berbagai sudut pandang.
Dimulai dari segi sejarah perkembangannya. Fungsi media pembelajaran dari sudut
pandang ini sejalan dengan perkembangan ilmu pendidikan dari masa ke masa.
Salah satunya yaitu fungsi AVA (Audio Visual Aids), yang pada zaman abad ke 17
para siswa mempelajari bahasa Latin yang abstrak sifatnya, maka pada saat
sekarangpun, anak-anak juga mengalami hal yang sama bila guru hanya bermain
dengan kata-kata saja (lambang verbal) dalam menyampaikan materi pelajaran.
Sehingga pada perkembangannya dibutuhkanlah media yang dapat membantu
mempermudah siswa agar dapat memperjelas
apa yang disampaikan oleh guru, karena kalau tidak menggunakan media, maka
penjelasan guru bersifat sangat abstrak. Kemudian fungsi yang kedua adalah
fungsi komunikasi. Fungsi ini sebagai sarana komunikasi dan interaksi antara
siswa dengan media, dan demikian merupakan sumber belajar yang penting. Untuk
beberapa fungsi yang lainnya seperti fungsi visual, yaitu fungsi media
pembelajaran dengan menggunakan tekhnologi visual, antara lain fungsi atensi,
fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Fungsi-fungsi
tersebut pada intinya untuk menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran, menggugah emosi dan sikap siswa, seperti
masalah sosial. Kemudian memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan
mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar, dan memberikan
konteks untuk memahami teks dan membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
Selain memiliki
fungsi, media pembelajaran juga dapat dirasakan berbagai manfaatnya. Memang
sedikit aneh jika kami membahas media pembelajaran dari segi fungsi dan
manfaatnya. Karena banyak yang berpandangan bahwa fungsi dan manfaat memiliki
persamaan. namun sebenarnya kedua hal tersebut berbeda walaupun sangat tipis
perbedaannya. Fungsi merupakan kegunaan dari suatu objek yang dibahas, atau
lebih mudahnya fungsi lebih tertuju pada objek bendanya. Sedangkan manfaat
merupakan kebaikan yang didapat setelah menggunakan sesuatu, dalam hal ini
adalah media pembelajaran.
Adapun dari
sekian banyak manfaat, pada dasarnya media pembelajaran memiliki manfaat dapat
mempermudah guru dalam mengajar, seperti dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil
belajar, serta dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar, serta masih banyak lagi manfaat dari media
pembelajaran yang dapat ditemukan untuk kelangsungan proses belajar mengajar.
V. KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
fungsi media pembelajaran sangat banyak, dilihat dari berbagai sudut, baik dari
segi sejarahnya, pengaplikasiannya dalam proses pengajaran, namun dari sekian
banyak fungsi media pembelajaran, pada intinya media pembelajaran berfungsi
sebagai alat bantu visual dalam kegiatan pembelajaran, yaitu sebagai sarana
untuk mendorong motivasi belajar siswa, memperjelas, dan mempermudah konsep
yang abstrak dan mempertinggi daya serap.
Selain memiliki fungsi, media pembelajaran juga
memiliki berbagai manfaat, antara lain dapat memperbesar minat dan perhatian
siswa untuk belajar, dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga
dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar, dan masih banyak
lagi maanfaat dari media pengajaran.
VI.
PENUTUP
Demkianlah
makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan manfaat untuk pembaca dan
pemakalah khususnya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan
dalam penyusunan makalah ini. Sehingga kami mohon kritik dan saran dari para
pembaca yang dapat memberikan pelajaran yang berharga bagi pemakalah.
DAFTAR
PUSTAKA
Arsyad, Azhar, Media
Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003)
Djamarah, Syaiful
Bahri, Zain, Aswan, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010),
Ibrahim,
R, Syaodih S., Nana, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2003)
Mukhtar, Desain Pembelajaan
Penndidikan Agama Islam, (Jakarta: CV. Misaka Galiza, 2003)
Prawiradiraga, Dewi
Salma dan Siregar, Eveline, Mozaik dan Teknologi Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2008)
Informasi yang sangat saya butuhkan. kreativitas itu tanpa batas. Pembelajaran kreatif tidak membosankan
BalasHapus